Penulis : Angelia Caroline
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit
: 2014 Cetakan Kelima
Tebal Buku : 345 halaman
Genre : Novel Romantis
Harga : Rp 30.000
ISBN : 978-979-780-661-3
Novel ini menceritakan seorang remaja blasteran indonesia inggris
berumur 17 tahun, yang akrab disapa Nathan. Ceritanya dimulai saat ia pindah
dari Bali ke Jakarta. Awalnya Nathan tinggal dibali bersama ibunya. Tetapi,
karena penyakitnya Nathan tinggal bersama keluarga baru ayahnya di Jakarta.
Ayah dan ibunya Nathan resmi berpisah pada saat nathan smp. Nathan lebih
memilih tinggal bersama ibunya karena ayah Nathan lebih memilih wanita lain
yang satu kolega di rumah sakit tempatnya bekerja ketimbang ibunya sendiri.
Nathan menderita penyakit Leukemia. Ayahnya adalah seorang dokter penyakit
dalam. Itulah alasan ibu Nathan agar
nathan sembuh dari penyakitnya. Dalam lubuk hati, Nathan sangat membenci
ayahnya karena hancurnya keluarga mereka adalah ulah ayahnya sendiri.
Hari pertama sekolah di sekolah baru, Nathan menjadi pusat
perhatian saat ia ingin menuju ruang tata usaha karena parasnya yang tampan,
wajah blasteran dengan mata biru dan rambut coklat yang mencolok. Ini berawal
sejak mobil mewah yang Nathan kendarai masuk ke perkarangan sekolah. Ayahnya
memberikan Nathan mobil itu untuk memperbaiki hubungan mereka. Awalnya Nathan
menolak, tetapi karena ayahnya bilang ingin mencarikan supir baru untuk Nathan.
Dan akhirnya Nathan memilih untuk menyetir sendiri. Di hari itulah Nathan
bertemu dengan sepramg gadis beketurunan jepang indonesia. Yang sangat menyukai
manga dan lain hal yang berbau jepang. Gadis itu bernama Kayla.
Setiap hari Kayla menggambar di halaman belakang sekolah dan Nathan
selalu menghampirinya. Mulai dari situ mereka sering berbincang tentang apapun,
sampai Nathan jujur tentang penyakitnya ke Kayla. karena sifat kayla yang
lembut dan tidak menutut apapun, Nathan merasa nyaman berada di dekat kayla.
Kemoterapi pertama Nathan, ia hanya merasa lemas dan mual-mual. Tiga hari
setelah kemoterapi, Nathan tidak masuk sekolah dan selama itu pula kayla selalu
berkunjung ke rumah Nathan. untuk menyemangati Nathan atau hanya sekedar
berbincang. Setelah tiga hari itu, Nathan masuk ke sekolah kembali. Ketika
temannya bertanya tentang ketidak hadirannya itu, ia hanya menjawab sakit
karena salah makan.
Kepasrahan Nathan terhadap penyakitnya saat kemoterapi kedua. Ia
mendengar ayah dan ibu tirinya berbicara tentang pasiennya yang juga menderita
leukimia yang kesembuhannya yang hanya beberapa persen dan akhirnya meninggal
dunia. Dan sama seperti kemo pertama, Nathan tidak masuk sekolah lalu kayla
selalu datang. Nathan sempat tidak mau minum obat karena ia merasa percuma,
karena penderita leukemia sudah dipastikan hanya sembuh beberapa persen. Tetapi
Kayla langsung menyemangati Nathan agar tetap percaya akan kesembuhannya.
Dari hari ke hari setelah
Nathan melakukan beberapa kali kemoterapi, rambutnya mulai rontok
perlahan-lahan. Satu persatu warga sekolah tau tentang keadaan Nathan. Nathan
malah menyukai itu karena ia tidak perlu repot-repot menjawab saat ditanay
tentang penyakitnya. Nathan juga merasa biasa saja saat ia dipanggil temannya,
Brian dan Marvin dengan sebutan botak. Semangat yang diberikan Kayla untuk
Nathan, selalu memotivasi dirinya agar tetap kuat menjalani keadaannya. Kayla
juga pernah bercerita, kalau ia dulu juga seorang penderita leukemia seperti
Nathan. Dan Nathan mulai yakin kalau ia juga bisa sembuh seperti Kayla.
Ada yang aneh dengan Kayla beberapa hari. Setelah Nathan kemo
kembali, Kayla tidak dating ke rumah Nathan. Biasanya Kayla selalu hadir pasca
Nathan melakukan kemo. Nathan menunggu kehadiran Kayla di taman belakang rumah
Nathan. Tempat favorit mereka jika sedang berbincang, sambil menkmati angin
sore dan menaruh kakinya ke dalam kolam renang. Nathan merasa ada seseorang
yang dating. Saat menoleh ke belakang, iya benar itu Kayla. Kayla dengan senyum
manisnya, itulah yang Nathan rindukan. Namun ada yang berbeda dengan raut wajah
Kayla walaupun dengan senyumannya. Kayla berbicara tentang yang sebenarnya
terjadi. Kayla bukanlah manusia dengan wujud yang tampak. Kayla hanya sebuah
ruh yang masih berada di dunia nyata. Nathan dengan terkejutnya sambil
mengeluarkan air mata. Ia hanya diam mendengarkan Kayla menjelaskan semuanya.
Setelah Kayla berbicara tentangnya, kemudian Kayla entah hilang kemana.
Berkali-kali Nathan menyerukan nama Kayla, tetapi nihil hanya bunga-bunga yang
bergoyang tanaman ibu tirinya. Nathan yang lemas karena baru saja melakukan
kemo untuk kesekian kalinya, memaksakan diri untuk pergi ke rumah Kayla. Nathan
masih belum percaya dengan apa yang terjadi dengan dirimya saat ini. Nathan
bingung dengan semuanya. Nathan lelah dengan masalah keluarganya, penyakitnya,
dan kepergian Kayla yang terlalu tiba-tiba.
Setelah mendengar semua penjelasan Kezia adik dari Kayla, Nathan
mulai pasrah dan menerima semuanya. Kayla sudah meninggal beberapa tahun yang
lalu. Kayla meninggal karena penyakitnya, leukemia. Penyakit yang telah
melenyapkan nyawa penderitanya. Hanya beberapa orang yang bisa melihat wujud
Kayla. Nathan, ibu tirinya Nathan, Tara adik tirinya Nathan, dan Tania sahabat
Nathan dan Kayla. Kezia yang notabennya adik dari Kayla hanya mampu merasakan
kehadiran Kayla. Kezia mengajak Nathan dan Tania untuk pergi ke tempat
peristirahatan Kayla. Tempatnya jauh, tetapi pemandangannya sangat indah.
Pemakaman Kayla berada di sebuah atas bukit yang tampak dari atas sana pepohoan
yang menjulang tinggi berbaris dengan rapih. Nathan mengelus nama Kayla yang
terukir di atas batu nisan sambil mengenang masa-masanyanya bersama saat
bersama Kayla. Hanya Kayla yang mampu mengubah pikiran buruk Nathan tentang
penyakitnya. Hanya Kayla yang mampu membuujuknya untuk memaafkan kesalahan
ayahnya. Hanya Kayla alasan Nathan untuk hidup lebih lama. Tetapi Kayla sudah
tiada, semua yang dilakukan Nathan itu sia-sia pikirnya.
Hari-hari setelahnya, Nathan kembali seperti biasanya. Sekolah dan
berkumpul dengan Tania, Marvin, dan juga Brian tanpa kehadiran Kayla disisinya.
Tania sahabat Nathan dan Kayla, ternyata selama ini memendam rasa lebih dari
sekedar sahabat kepada Nathan. Nathan hanya terpaku bingung ingin menjawab apa
saat Tania mengakui itu semua di hari ulang tahun Tara adik Nathan. Namun Tania
mengerti perasaan yang Nathan rasakan untuknya, tidak lebih dari seorang
sahabat. Perasaan cinta Nathan hanyak untuk Kayla selamanya. Tania tahu semua
itu dan Tania menerima semua itu. Pengakuannya hanya untuk sekedar kejujuran
terhadap dirinya sendiri dan juga Nathan. Persahabatan mereka tetap berjalan
meski ada sebuah dinding yang memisahkan mereka. Lagi-lagi persahabatan mereka
tulus karena Kayla. Kayla yang sangat mempengaruhi kehidupan Nathan selama di
Jakarta. Semua alasan itulah yang mampu meluluhkan hati seorang Nathan.
Ayah Nathan yang sedang bersantai menonton televisi.
Mempertontonkan balapan mobil kelas internasional yang biasanya ia tonton
bersama Nathan saat masih di Bali dulu. Semua kenangan itu terlintas di
benaknya, hingga ia menghampiri Nathan yang berada dikamarnya sejak acara ulang
tahun Tara selesai. Mendengar sayup-sayup suara televisi dan mengetuk pintu
dengan ajakan menonton balapan mobil bersama, Namun tidak ada jawaban dari
seoran Nathan. Ayah Nathan membuka pintu dan menemukan Nathan dalam keadaan
posisi terlentang di lantai dengan napas yang memburu dan tidak sadarkan diri.
Ayah Nathan lagsung membawanya ke ICU untuk mendapatkan pertolongan. Dengan
wajah paniknya ia mengubungi Julia mantan istrinya yang berarti Ibu kandung
Nathan yang berada di Bali. Karena kemoterapi, tubuh Nathan menjadi lemah dan
mudah untuk terinfeksi virus. Infeksi di paru-paru Nathan sudah menyebar.
Nathan melakukan beberapa operasi, tetapi nyawanya tidak terselamatkan. Nathan
akhirnya meninggal dunia. Menyusul kepergian Kayla dengan alasan yang sama,
penyakit yang sama dideritanya dengan Kayla, Leukemia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar